Nakhoda adalah : Seorang pemimpin kapal.
Nakhoda sebagai Perwira laut yg memegang komando tertinggi di atas kapal niaga/ Capten kapal.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Nakhoda adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Nakhoda kapal mempunyai tanggung jawab penting dalam dalam sebuah kapal.
Tugas seorang nakhoda kapal adalah bertanggung jawab ketika membawa sebuah kapal dalam pelayaran, baik itu dari pelabuhan satu menuju ke pelabuhan lainnya dengan selamat,Tanggung jawab itu meliputi keselamatan seluruh penumpang atau barang yang ada dalam kapal.
Menurut UU. No.21 Th. 1992 dan pasal 341.b KUHD dengan tegas menyatakan bahwa Nakhoda adalah pemimpin kapal.
Pada pasal 341 KUHD dan pasal 1 ayat 12 UU. No.21 Th.1992 maka definisi dari Nakhoda adalah sebagai berikut :
Nakhoda kapal ialah seseorang yang sudah menanda tangani Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pengusaha Kapal dimana dinyatakan sebagai Nakhoda, serta memenuhi syarat sebagai Nakhoda dalam arti untuk memimpin kapal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Nakhoda sebagai perwakilan Owner /pemilik kapal.
I. Tanggung jawab dari seorang nakhoda kapal adalah sebagai berikut :
1. Memperlengkapi alat- alat keselamatan
diatas kapal.
2. Mengawaki kapalnya secara layak
sesuai prosedur/aturan pelayaran.
3. Membuat kapalnya layak laut
(seaworthy).
4. Bertanggung jawab atas keselamatan
pelayaran.
5. Bertanggung jawab atas keselamatan
Crew yang ada di atas kapal.
6. Mematuhi perintah pengusaha kapal
selama tidak menyimpang dari
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
II. Tugas Nakhoda kapal yang diatur oleh
peraturan dan perundang-undangan
di Indonesia yaitu :
1. Sebagai Pemegang Kewibawaan Umum
di atas kapal. (pasal 384, 385 KUHD
serta pasal 55 UU. No. 21 Th. 1992).
2. Sebagai Pemimpin Kapal. (pasal 341
KUHD, pasal 55 UU. No. 21 Th. 1992
serta pasal 1/1 (c) STCW 1978).
3. Sebagai Penegak Hukum. (pasal 387,
388, 390, 394 (a) KUHD, serta pasal 55
No. 21 Th. 1992).
4. Sebagai Pegawai Pencatatan Sipil.
(Reglemen Pencatatan Sipil bagi
Kelahiran dan Kematian, serta pasal 55
UU. No. 21. Th. 1992).
5. Sebagai Notaris. (pasal 947 dan 952
KUHP perdata, serta pasal 55 UU. No.
21, Th. 1992).
Uraian Tugas Nakhoda/ Capten Kapal.
1. Sebagai pemimpin kapal:
a. Mampu membawa kapal dengan
selamat ke pelabuhan tujuan.
b. Mampu mengurus kapal,penumpang
dan muatan.
c. Mampu memelihara kapal agar tetap
laik laut.
d. Mampu mengelola tertib administrasi
kapal.
2. Sebagai pemegang kewibawaan umum
berarti:
a. Berwibawa terhadap semua orang
diatas kapal demi keselamatan kapal.
b. Berwibawa menegakkan disiplin diatas
kapal.
3. Sebagai pegawai kepolisian diatas kapal:
a. Mengumpulkan bahan-bahan untuk
proses verbal.
b. Menyita barang-barang bukti.
c. Mendengar dari tertuduh dan saksi
serta dicatat dalam Berita Acara.
d. Mengamankan tertuduh.
Menyerahkan berkas pemeriksaan
,barang bukti dan tertuduh kepada
polisi setibanya kapal di pelabuhan.
4. Selaku pejabat pencatatan sipil diatas
kapal:
a. Membuat akte kelahiran dan mencatat
dalam buku harian kapal. Dalam waktu
24 jam dengan 2 orang saksi.
b. Membuat akte kematian dalam jangka
waktu 24 jam bila ada yang meninggal
dikapal.
5. Sebagai Notaris dikapal:
a. Membuat akte wasiat seseorang diatas
kapal dengan disaksikan 2 orang
saksi.Surat wasiat tersebut hanya
berlaku selama 6 bulan.
b. Membuat akte perjanjian antara
pelayar yang berada dikapal. Juga
dengan 2 orang saksi.
III. Kewajiban-kewajiban Nakhoda.
1. Kewajiban terhadap Pengusaha Kapal.
2. Kewajiban terhadap Kapal dan Awak
Kapal.
3. Kewajiban terhadap umum.
Uraian kewajiban Nahkoda / Capten Kapal.
1. Kewajiban terhadap Pengusaha Kapal.
Hubungan antara Nakhoda dan
Pengusaha Kapal ditetapkan dalam
Perjanjian Kerja Laut dan ketentuan lain
yang diatur dalam perundang-undangan.
Contohnya :
a. Nakhoda wajib mengatur awak
kapal,melaksanakan dinas awak kapal
dan mengurus segala sesuatu
mengenai muat bongkar.
b. Ditempat dimana pengusaha kapal
tidak memiliki perwakilan Nakhoda
berwenang untuk memperlengkapi
kapalnya.
c. Selama dalam playaran nakhoda wajib
terus menerus memberitahukan
tentang segala hal mengenai kapalnya
dan muatannya.
d. Nakhoda tidak boleh melampaui batas
kekuasaannya.Jika hal ini terjadi,maka
dia pribadi terikat oleh
tindakannya,segala kerugian yang
derita orang lain sebagai akibat
tindakannya harus diganti olehnya
sendiri.
Diluar wilayah Indonesia:
a. Nakhoda berwenang mewakili
pengusaha kapal,selaku penggugat
ataupun tergugat dimuka pengadilan
tentang segala urusan yang
menyangkut kapalnya.
b. Nakhoda mewakili pengusaha kapal
untuk perbaikan-perbaikan dalam
keadaan memaksa.
c. Nakhoda mempertanggung jawabkan
keuangan diatas kapal/ uang kas kapal,
apabila perlu dapat meminjam demi
kelancaran pelayaran.
2. Kewajiban terhadap kapal dan awak
kapalnya.
a. Terhadap kapal:
* Nakhoda bertanggung jawab terhadap
laik laut kapalnya.
* Pemeliharaan dan kelancaran
oprasional kapalnya.
b. Terhadap awak kapal/Crew kapal.
* Selama pelayaran Nakhoda mewakili
pengusaha / Owner kapal membuat
Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan
anak buah kapal( Crew Kapal) yang
bekerja padanya.
* Nakhoda menentukan peraturan-
peraturan mengenai hubungan kerja
antara Perwira yang satu dengan
lainnya atau antara awak kapal
lainnya.
3.Kewajiban terhadap umum.
Yang dimaksud umum disini berarti:
1. Syahbandar
2. Pemilik muatan
3. Penumpang
4. Bea Cukai
5. Kesehatan Pelabuhan
6. Immigrasi
7. Perwakilan atau keagenan
8. Biro Klassifikasi
9. Keamanan Pelabuhan d.l.l
Kewajiban terhadap umum dapat kita pisahkan dalam 2 bagian :
1. Kewajiban sebelum memulai pelayaran.
a. Nakhoda tidak boleh berangkat
sebelum kapalnya laik laut sesuai
undang undang yang berlaku.
b. Nakhoda yang memberangkatkan
kapalnya sedang ia mengetahui
kapalnya tidak laik laut akan
diancam hukuman paling lama 2
tahun penjara atau denda setinggi
tingginya 300 juta rupiah
2. Kewajiban selama dalam pelayaran:
a. Dimana saja menurut undang undang
kebiasaan atau pun demi keselamatan
Nakhoda wajib memakai Pandu.
b. Pada waktu berlayar atau bahaya
mengancam Nakhoda tidak boleh
meninggalkan kapal, kecuali dalam
keadaan darurat mengancam dirinya.
c. Nakhoda wajib menyelenggarakan
Buku Harian Kapal dan mengisinya
sesuai peraturan yang ada.
d. Nakhoda diberi kebebasan untuk
menerima nasehat atau pertimbangan
dari dewan kapal atau Perwira kapal
dan dicatat dalam buku harian.
e. Kalau ada kejadian penting Nakhoda
dapat membuat Kisah Kapal dengan
diketahui oleh Syahbandar atau
Notaris.
f. Nakhoda berhak membuang atau
memakai perlengkapan kapal atau
sebagian muatan demi menyelamatkan
kapal dan pelayaran.
g. Dalam pelayaran Nakhoda berhak
memakai bahan makanan milik
penumpang dan menggantinya
setibanya di pelabuhan.
h. Nakhoda tidak boleh menyimpang dari
tujuan haluannya kecuali untuk
menolong jiwa manusia.
i. Nakhoda tidak boleh membawa
barang-barang untuk keperluan sendiri
kecuali telah mendapat persetujuaan
dari pengusaha kapal.
j. Nakhoda wajib menyimpan surat-surat
kapal selama dalam pelayaran dan
menyerahkan kepada syahbandar
setibanya di pelabuhan.
k. Nakhoda wajib memberi pertolongan
kepada orang-orang yang dalam
bahaya dilaut.
l. Atas permintaan Perwakilan RI diluar
negeri Nakhoda wajib membawa WNI
yang terlantar diluar negeri.
m. Apabila bendera dibawah mana ia
berlayar tidak lagi bebas maka ia
wajib membawa kapallnya ke
Pelabuhan netral yang terdekat dan
menunggu dulu,sehingga ia dapat
melanjutkan perjalanan dengan aman
atau setelah menerima perintah yang
jelas dari Pengusaha Kapal.
Hubungan antara Nakhoda dan pemilik muatan:
1. Apabila kapal ditahan atau disita
Nakhoda wajib memberi tahukan
kepada pemikik muatan melalui
pengusaha kapal.
2. Selama pelayaran wajib menjaga
kepentingan pemilik muatan dan
bertindak dalam batas-batas. keperluan.
Hubungan antara Nakhoda dan penumpang:
1. Nakhoda wajib menjaga keselamatan
dan keamanan penumpang sejak naik
dikapal sampai turun dari kapal.
2. Apabila karena keadaan setempat
kapalnya tidak dapat mencapai
tujuan,maka Nakhoda wajib.
memberikan alat pengangkut lain
supaya para penumpang dapat sampai
ditempat yang dituju sesuai perjanjian.
3. Penumpang berhak mendapatkan tiket
apabila telah membayar biaya
perjalanan Hak dan kewajiban para
penumpang telah dtentukan oleh sarat-
sarat yang tercantum dalam tiket.
4. Seorang penumpang yang meninggal
dunia dalam pelayaran atau sakit dan
terpaksa meninggalkan kapal,bila
timbul perselisihan mengenai biaya
akan diputuskan oleh pengadilan.
5. Nakhoda wajib menjaga barang-barang
milik penumpang yang meninggal
dikapal untuk diserahkan kepada. keluarganya di pelabuhan tujuan.
Kewenangan lain dari Nakhoda:
1. Dalam keadaan darurat berhak
memakai bahan makanan milik
pelayar.
2. Ditempat tidak ada perwakilan dapat
mengadakan perlengkapan kapal.
3. Dalam keadaan mendesak diluar
wilayah Indonesia berwenang menjual
kapal.
4. Mempekerjakan atau menurunkan
penumpang gelap.
5. Apabila dalam musyawarah dengan
perwira dimintakan sumbangan
pikiran Nakhoda bebas untuk
menerima atau mengabaikan saran
tersebut.
6. Ditempat yang tidak ada perwakilan
perusahaan nakhoda berhak menanda
tangani konosemen.
7. Menjatuhkan hukuman disipliner
terhadap ABK / Crew kapal berupa
peringatan sampai pemotongan upah
maksimum 10 hari kerja.
8. Sebagai wakil dari pengusaha kapal.