Tentang Stabilitas Kapal

Saya memiliki 1 pertanyaan dari kawan,  mengapa sering kejadian Kapal jenis LCT Sering terbalik saat ditambahkn atau dimuati muatan di atas Deck.

Maaf saya bukan guru,  juga bukan Dosen,  saya hanya berbagi apa yang saya tau dan sdh saya buktikan kebnarannya di atas kapal.

Terlepas dari kondisi kapal bocor,  tubrukan yang mengakibatkan kapal tenggelam..

Perlu kawan" ketahui semua jenis kapal yang memiliki 2 ruang muat yaitu di dalam palka atau di dalam tanki dan di atas deck berpotensi memiliki Kondisi Stabilitas Positif, Netral Dan Negatif.
Untuk jenis kapal yang hanya memiliki ruang muat di dalam palka dan di dalam tanki memiliki Kondisi stabilitas positif.

Ketiga jenis stabilitas dimaksud  disebabkan oleh perbedaan  penempatan sejumlah muatan di dalam palka atau di dalam tanki dan penempatan muatan di deck atau di atas palka.

Saya akan bahas 1 per 1 kondisi stabilitas yang tersebut di atas.

1. Stabilitas Positif
Kapal akan memiliki kondisi stabilitas Posisitif apabila Penempatan muatan di dalam palka atau di dalam tanki lebih berat dari penempatan muatan di atas palka atau geladak.

Terlalu banyak Muatan di dalam palka atau tanki, kapal akan mengalami Sudut oleng kecil,  waktu periode oleng juga kecil dan tersentak sentak hinga kapal menjadi kaku dan dapat mengendorkan lashingan hingga membahayakan kapal bila muatan bergeser dari tempatnya.

Terlalu Kecil perbedaan penempatan sejumlah Muatan di dalam tanki atau di dalam palka dan di Deck membuat kondisi kapal memiliki Nilai GM terlalu kecil (langsar) sudut oleng besar dan waktu periode oleng juga besar. Kondisi kapal bisa berubah menjadi stabilitas Negatif karena pemakaian BBM,  air tawar selama dalam pelayaran.

jika kapal dalam kondisi stabilitas negatif atau berat muatan di deck lebih berat dari muatan under termasuk operating load,  kapal akan sangat mudah terbalik apabila terkena gelombang dr lambung kapal.

Jika Penempatan sejumlah muatan di dalam tanki atau di dalam palka dan di deck tidak memiliki perbedaan yang terlalu signifikan (60-70%) dari total muatan berada di dalam tanki atau di dalam palka dan (30-40%) ditempatkan di atas palka atau di atas deck, kondisi stabilitas kapal Positif dan memiliki Nilai GM Yang bagus atau ideal dalam arti tdk terlalu kecil dan tidak terlalu besar.

Dari bahasan di atas, kawan" Mualim 1 bisa membuat kesimpulan :

1.apabila muat muatan di deck jangan pernah kosongkan air ballas walau ada BBM dan fresh Water. air ballas boleh dibuang jika ada muatan lain di dalam tanki..

2. Pastikan muatan di deck jangan sampai beratnya melebihi Berat Muatan under + operating load (Ballas,  BBM,  FW).

3. Sebelum kapal berangkat pastikan muatan sudah  dilashing dengan benar (jangan anggap sepele masalh lashingan muatan).

Jangan karena takut di off dan kehilangan pekerjaan,  kawan ikuti perintah dari perusahaan untuk membuang ballas dan maksimalkan muatan di deck padahal kawan" sudah ketahui kondisi stabilitas kapal kawan" akan menjadi negatif jika buang air ballas.

Kata APES bisa datang kapan saja tanpa kita duga.

Lebih baik kurangi jumlah muatan yang hanya bebrapa ton dengan harga yang tidak terlalu mahal, daripada kehilangan Nyawa orang dan Kapal serta muatan yang harga bisa mencapai milyaran rupiah.
Ketika kapal mengalami kecelakaan entah tenggelam atau apa,  yang disalhkan Nakhoda Bukan Perusahaan.

Jangan coba" kawan, nyawa manusia tidak di jual di toko atau perusahaan..

Mati 1 tumbuh 1000..
Ada crew kapal meninggal di laut, belum juga jasadnya tiba di rumah duka,  crew kapal yang baru sudah stanby di kantor uk gantikan posisi yang bersangkutan..

Hati" Selalu kawan dalam membuat keputusan apalgi saat sekarang sedang peralihan musim dari tenggara ke barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman yang positif

Selayang Pandang Tentang Tug Master