Desain Kapal RORO

Indonesia merupakan negara kepulauan dimana transportasi laut menjadi salah satu sarana penunjang utama dari perpindahan penduduk dan sistem logistik secara Nasional. Sehingga sudah menjadi hal yang mutlak bagi Negara ini untuk memiliki sarana transportasi laut yang baik, layak dan aman. Namun ironisnya bahwa kecelakaan laut cukup sering terjadi dan bahkan pada beberapa kasus melibatkan tingkat korban jiwa yang cukup tinggi. Dalam beberapa bulan terakhir ini kita sangat prihatin karena adanya berita-berita tentang kecelakan kapal yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa cukup signifikan, seperti kecelakaan kapal penyeberangan di Danau Toba, Sumatera Utara dan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Hal ini karena kecelakaan laut yang terjadi akhir-akhir ini melibatkan kapal-kapal yang membawa penumpang, kendaraan dan barang.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pada banyak titik-titik penyeberangan ferry di Indonesia kerap menggunakan kapal jenis Ro-Ro (Roll off – Roll on), hal ini dapat dipahami karena memang kapal ini cukup efisien dalam mengangkut penumpang, kendaraan dan barang. Sehingga wajar jika jenis kapal ini menjadi salah satu solusi yang cukup dapat diandalkan. Namun, terlepas dari kondisi kapal-kapal yang saat ini beroperasi, sebetulnya kapal jenis Ro-Ro sendiri mempunyai karakteristik desain yang cukup unik yang berbeda dibanding jenis kapal yang lain. Dimana desain yang sedemikian rupa tersebut dibuat berdasar fungsinya, yang secara generic juga mengandung resiko terhadap keselamatan pelayaran. Namun demikian resiko tersebut telah diantisipasi secara bersamaan pada saat tahap perancangan kapal dilakukan, disamping disediakannya alat keselamatan kapal pada saat beroperasinya kapal-kapal tersebut.
Sehingga hal ini sudah sepatutnya dipahami oleh semua pihak, bahwa bagaimanapun juga aktifitas berlayar dengan menggunakan kapal laut juga mempunyai resiko terhadap keselamatan. Dan yang lebih penting bahwa karakteristik kapal jenis Ro-Ro ini hendaknya juga dapat menjadi dasar yang patut dipertimbangkan bagi para Pengambil Kebijakan untuk memutuskan apakah kondisi kapal-kapal yang ada di lingkup kewenangannya tersebut cukup layak untuk dioperasikan atau tidak.
Hal pertama yang menarik untuk dibahas adalah, mengapa disebut kapal jenis tersebut disebut sebagai kapal Ro-Ro? Kapal Ro-Ro yang berasal dari kepanjangan Roll On – Roll Off merupakan salah satu jenis kapal yang dilengkapi oleh pintu besar yang disebut sebagai pintu rampa atau dalam Bahasa Inggris disebut ramp door. Pintu ini biasanya diletakkan di bagian depan atau halauan kapal, bagian belakang atau buritan kapal, bahkan ada kapal Ro-Ro yang mempunyai pintu rampa di kedua ujungnya. Namun ada juga beberapa kapal Ro-Ro yang dilengkapi pintu rampa dibagian samping kapal. Penempatan pintu rampa akan sangat tergantung bagaimana kapal akan bersandar di dermaga pada saat proses bongkar muat. Pengoperasian pintu rampa ini dengan bantuan mesin geladak yang disebut hoist yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan pintu rampa tersebut, sehingga kendaraan dan barang bisa keluar dan masuk kapal melalui pintu rampa yang berfungsi juga sebagai jembatan dari dan ke dermaga. Karena muatan kapal yang berupa kendaraan dan barang yang diangkut tersebut dikemudikan oleh pengemudinya sendiri pada saat keluar dan masuk ke kapal, maka dari sinilah istilah roll on dan roll off timbul. Hal ini berbeda dengan kapal barang jenis lain yang menggunakan alat angkat, baik derrickatau crane pada saat bongkar muat. Di Indonesia sendiri kapal Ro-Ro sering berfungsi sebagai kapal penumpang-barang yang dioperasikan sebagai kapal ferry pada penyeberangan selat antar pulau, sungai atau danau.
Sebagaimana disebutkan diatas, dikarenakan memang desain yang unik tersebut, maka perlu dipahami bahwa karakteristik kapal Ro-Ro mengandung beberapa hal yang dapat beresiko terhadap keselamatan pelayaran.
Karakteristik tesebut antara lain:

Sarat Kapal Rendah vs Permukaan Atas Air yang Luas. Lambung kapal secara umum mempunyai bagian lambung yang terbenam didalam air yang biasa disebut sebagai sarat kapal (draught) dan bagian lambung diatas air yang disebut sebagai lambung timbul (freeboard). Perbedaan kedua bagian kapal ini biasanya dapat dilihat dari warna cat yang berbeda, karena memang jenis cat yang pakai berbeda antara bagian bawah dan atas air. Namun demikian batas antara kedua bagian ini diberi tanda yang berbentuk lingkaran dengan garis horizontal memotong lingkaran tersebut yang ditempatkan pada batas air di tengah lambung kapal, tanda ini disebut plimsoll mark.
Untuk jenis kapal Ro-Ro sendiri mempunyai anatomi yang cukup unik, dimana jenis kapal ini pada umumnya mempunyai saratair yang pendek, artinya bagian lambung yang terbenam relative rendah namun demikian kapal jenis ini mempunyai bangunan atas yang cukup besar. Desain yang seperti ini menjadikan kapal Ro-Ro cukup sensitive terhadap terjangan angin, terutama jika angin datang dari arah dari samping kapal karena luasnya permukaan atas air kapal tersebut.


Kekedapan Pintu Rampa. Pintu rampa merupakan salah satu bagian yang sangat kritis dari kapal jenis Ro-Ro, karena pintu ini derancang untuk menjadi jembatan antara kapal dan dermaga, maka letak pintu ini cukup dekat jaraknya dengan permukaan air. Sehingga pintu ini akan kerap terekspose dengan hempasan gelombang, terutama jika kapal berlayar pada kondisi cuaca yang berombak tinggi, yang dapat mengakibatkan air masuk ke dalam lambung kapal. Untuk itu, sesuai dengan persayaratan IMO (International Maritime Organization) maka pintu ini harus merupakan pintu kedap air, untuk menghindari masuk ke dalam geladak kapal.

Pembagian Ruangan Kedap Air dalam Kapal. Masuknya air ke dalam lambung kapal akan sangat berbahaya bagi keselamatan kapal karena akan mengurangi daya apung kapal. Untuk membatasi masuknya air ke lambung kapal jika terjadi kebocoran, maka diperlukan pembagian ruangan-ruangan kedap air dalam kapal. Konvensi IMO (International Maritime Organization) mengatur tentang pembagian ruangan kedap air dan stabilitas kapal. Peraturan ini pada intinya mensyaratkan kapal harus tetap dapat mengapung cukup lama jika terjadi kondisi darurat dimana air masuk ke dalam lambung kapal. Pembagian ruangan kedap air dalam kapal didasarkan pada perhitungan teknis dengan melibatkan beberapa scenario ruangan-ruangan dalam lambung kapal jika terisi air. Dari perhitungan ini maka akan didapatkan berapa minimal sekat kedap air yang harus dimiliki kapal. Sekat kedap air ini berfungsi membatasi masuknya air lebih banyak ke seluruh lambung kapal, jika kapal mengalami kebocoran. Namun demikian jika sekat kedap air tersebut harus dibuka karena untuk kepeluan access, maka sekat kedap tersebut harus dilengkapi oleh pintu kedap air pada access yang dibuat.
Jika dilihat dari anatominya sendiri, kapal Ro-Ro memiliki ruangan-ruangan besar diatas geladak utama yang berfungsi sebagai tempat kendaraan di parkirkan. Dan ruangan besar tersebut menerus dari depan hingga belakang kapal yang pada umumnya tidak memiliki sekat pembatas diantaranya. Hal ini dapat dipahami karena kebutuhan untuk pengaturan kendaraan diatas kapal akan sulit jika ruangan garasi kendaraan tersebut dibatasi oleh sekat-sekat kedap air. Luasnya ruangan ini mempunyai potensi resiko, dimana jika ruangan tersebut terisi air, maka air akan dengan cepat memenuhi bagian garasi mobil tersebut dan konsekuensinya akan sangat besar. Hal ini dapa dibayangkan sebagaimana kapal sepenuhnya memuat air di dalam ruang muatannya. Dengan stabilitas yang secara generic sudah relative sensitive serta sifat air yang selalu bergerak, kondisi ini tentu akan mempercepat proses terbalik dan tenggelamnya kapal Ro-Ro jika hal ini sampai terjadi.

Stabilitas Kapal. Dari beberapa karakter yang disebutkan diatas bahwa jelas dari sisi anatmoni kapal Ro-Ro mempunyai stabilitas yang cukup sensitive serta dengan sangat sedikitnya ruangan kedap air, terutama di geladak kendaraan, maka kapal Ro-Ro rentan terhadap bahaya masuknya air ke dalam lambung kapal. Bisa dibayangkan jika air dengan volume yang cukup banyak sampai masuk ke geladak kendaraan dan  karena sifat air yang liquid serta selalu bergerak ke arah yang lebih rendah, maka air cenderung untuk berkumpul ke arah miringnya kapal. Dan gerakan air tersebut akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas kapal. Karena jika kapal sudah terlalu miring ke salah satu sisi, maka kapal mungkin tidak cukup mampu untuk kembali ke posisi semula dan akan terguling (capsize). Dengan banyaknya bukaan ventilasi di sisi lambung kapal Ro-Ro, terutama bukaan di area geladak kendaraan, maka air akan semakin banyak yang masuk ke dalam lambung kapal dan menyebabkan kapal tenggelam dengan cepat. 

Pengaturan muatan. Kapal Ro-Ro yang secara fungsional adalah mengangkut kendaraan dan barang bawaannya sebagai muatan kapal, maka penempatan muatan pada saat beroperasinya kapal menjadi factor yang sangat penting. Kendaraan diusahakan untuk ditempatkan dengan mempertimbangkan pembagian berat yang merata di atas kapal. Pengaturan kendaraan yang kurang baik akan mempengaruhi stabilitas kapal, kapal dapat saja miring karena penempatan parker kendaraan yang kurang baik. Hal ini bukan hal yang selalu mudah untuk dilakukan oleh Anak Buah Kapal (ABK), karena jika kita lihat, terutama pada musim-musim penumpang banyak seperti musim liburan, pada umumnya kendaraan dengan berbagai jenis, ukuran dan berat telah menumpuk di terminal penyeberangan sebelum kapal sampai di dermaga. Sehingga antrian kendaraan pada saat masuk kapal terdiri dari kendaraan yang bervariasi jenis, ukuran dan beratnya. Jika ABK tidak terlatih, maka akan kesulitan dalam memperkirakan dan mengatur posisi kendaraan diatas kapal agar kapal tetap pada stabilitas yang baik.  
Disamping penempatan kendaraan pada saat parkir perlu diperhatikan, hal lain yang penting adalah pemasangan lashing pada setiap kendaraan dan muatan di dalam kapal. Lashing adalah pengikatan kendaraan dan muatan ke geladak kapal, sehingga kendaraan dan muatan tidak bergeser atau terguling jika kapal mengalami oleng berlebih, karena cuaca buruk misalnya, pada saat kapal berlayar. Kendaraan atau muatan yang bergeser atau terguling akan mempengaruhi stabilitas kapal, terutama jika pergeseran ini terjadi pada banyak kendaraan atau muatan.
Aspek Perawatan. Karena kapal jenis Ro-Ro ini sangat sensitive terutama dari sisi stabilitas, maka masuknya air ke lambung kapal akan sangat kritis. Untuk itu perawatan struktur lambung dan katup-katup laut sangatlah penting. Hal ini juga termasuk perawatan untuk menjaga tingkat kekedapan pada pintu-pintu rampa (ramp door) yang dimiliki kapal. Karena setiap kebocoran pada lambung kapal yang menyebabkan masuknya air secara signifikan ke dalam lambung kapal maka akan sangat cepat mempengaruhi kemiringan kapal. Yang jika kemiringan ini terjadi secara berlebih dan kapal tidak mampu untuk kembali ke posisi semula, maka pada beberapa kasus kebocoran kapal Ro-Ro, dengan cepat menyebabkan kapal terbalik (capsize) dan tenggelam.
Dari beberapa aspek diatas, hendaknya dapat dipahami oleh seluruh stake holder pelayaran bahwa kapal jenis Ro-Ro mempunyai resiko yang berbeda dengan kapal jenis penumpang yang lain. Sehingga hal ini dapat membantu para pihak kea rah keselamatan pelayaran yang lebih baik. Seperti para Pemilik Kapal untuk lebih memperhatikan kondisi armadanya, Anak Buah Kapal untuk selalu meningkatkan keterampilannya dalam operasional kapal, baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi darurat. Serta pihak Pemerintah untuk lebih memperhatikan pengawasan keselamatan termasuk didalamnya kelayakan teknis kapal yang dioperasikan serta tidak henti-henti untuk memberikan pendidikan kepada Penumpang. Para Akademisi mungkin juga dapat memberikan kontribusi tentang ide dan inovasi dari sisi manajemen keselamatan atau peralatan-peralatan yang dapat meningkatkan keselamatan di laut.

Di sisi lain dan sangat penting adalah kesadaran para Penumpang untuk hendaknya menaati setiap instruksi keselamatan yang diberikan oleh pihak Pemerintah dan ABK pada saat sebelum dan saat berada diatas kapal selama pelayaran. Salah satu contoh tindakan berbahaya yang kerap dilakukan para Penumpang adalah lebih senang untuk tetap berada didalam kendaraannya selama pelayaran, baik itu penumpang dengan kendaraan pribadi, bis atau sopir-sopir kendaraan angkutan barang. Hal ini sangat berbahaya, terutama jika kendaraan diparkirkan dengan jarak terlalu dekat. Karena pada keadaan darurat, maka Penumpang akan kesulitan untuk keluar dari kendaraannya.Hal ini belum termasuk jika kapal oleng dan kandaraan turut bergeser atau teguling karena tidak dilakukan lashing atau pengikatan pada saat parkir, yang mana akan semakin mempersulit untuk mendapatkan jalan keluar dari kendaraan pada situasi darurat.
Dengan adanya beberapa musibah yang telah terjadi, hendaknya kita saling interospeksi dan mengingatkan agar tidak terjadi kejadian yang sama di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berbagi pengalaman yang positif

Selayang Pandang Tentang Tug Master